Google

Tuesday, March 11, 2008

Dialog Rasulullah SAW dengan Setan


Segala puji hanya milik Tuhan semesta
alam. Shalawat dan salam sejahtera
semoga senantiasa dilimpahkan kepada
seorang Nabi yang Ummi, Muhammad saw.,
dan kepada keluarganya yang bersih serta
seluruh sahabatnya yang mulia.

Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a.,
dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah: Kami
bersama Rasulullah saw. di rumah salah
seorang sahabat Anshar, dimana saat itu
kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada
suara orang memanggil dari luar, "Wahai
para penghuni rumah, apakah kalian
mengizinkanku masuk, sementara kalian
butuh kepadaku."
Rasulullah bertanya kepada para jamaah,
Apakah kalian tahu, siapa yang
memanggil dari luar itu?"

Mereka menjawab, "Tentu Allah dan Rasul
Nya lebih tahu."
Lalu Rasulullah saw. menjelaskan, "Ini
adalah iblis yang terkutuk semoga Allah
senantiasa melaknatnya."
Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada
Rasulullah sembari berkata, "Ya
Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku
untuk membunuhnya?"
Beliau menjawab, "Bersabarlah wahai
Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia
termasuk makhluk yang tertunda
kematiannya sampai batas waktu yang
telah diketahui (hari Kiamat)? Akan
tetapi sekarang silakan kalian
membukakan pintu untuknya. Sebab ia
diperintah untuk datang ke sini, maka
pahamilah apa yang ia ucapkan dan
dengarkan apa yang bakal ia ceritakan
kepada kalian."

Ibnu Abbas berkata: Kemudian dibukakan
pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah
kami. Ternyata ia berupa orang yang
sudah tua bangka dan buta sebelah mata.
Ia berjenggot sebanyak tujuh helai
rambut yang panjangnya seperti rambut
kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke
atas (tidak ke samping). Sedangkan
kepalanya seperti kepala gajah yang
sangat besar, gigi taringnya memanjang
keluar seperti taring babi. Sementara
kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia
datang sambil memberi salam.
'Assalamu'alaika ya Muhammad,
Assalamu'alaikum ya Jamaa'atal
mus1imin," kata iblis.

Nabi menjawab, "Assalamu lillah ya
la'iin (Keselamatan hanya milik AlIah
wahai makhluk yang terkutuk). Saya
mendengar engkau punya keperluan kepada
kami. Apa keperluanmu tersebut wahai Iblis?"
"Wahai Muhammad, saya datang ke sini
bukan karena kemauanku sendiri, tapi
saya datang ke sini karena terpaksa,"
tutur iblis.
Apa yang membuatmu terpaksa harus
datang ke sini wahai makhluk terkutuk?"
tanya Rasulullah.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku
seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan
Yang Mahaagung, dimana utusan itu
berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah
swt. memerintahmu untuk datang kepada
Muhammad saw. sementara engkau adalah
makhluk yang rendah dan hina. Engkau
harus memberi tahu kepadanya, bagaimana
engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu
Adam, bagaimana engkau membujuk dan
merayu mereka. Lalu engkau harus
menjawab segala apa yang ditanyakan
Muhammad dengan jujur. Maka demi
Kebesaran dan Keagungan Allah, jika
engkau menjawabnya dengan bohong,
sekalipun hanya sekali, sungguh engkau
akan Allah jadikan debu yang bakal
dihempaskan oleh angin kencang, dan
musuh-musuhmu akan merasa senang.' Wahai
Muhammad, maka sekarang saya datang
kepadamu sebagaimana yang diperintahkan
kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang
engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak
menjawabnya dengan jujur, maka
musuh-musuhku akan merasa senang atas
musibah yang bakal saya terima.
Sementara tidak ada beban yang lebih
berat bagiku daripada bersenangnya
musuh-musuhku atas musibah yang menimpa
diriku."

Rasulullah mulai melemparkan pertanyaan
kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab
dengan jujur, maka coba ceritakan
kepadaku, siapa orang yang paling engkau
benci?"
Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau,
wahai Muhammad, adalah orang yang paling
aku benci dan kemudian orang-orang yang
mengikuti agamamu."
"Lalu siapa lagi yang paling engkau
benci?" tanya Rasulullah.
"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia
mencurahkan dirinva hanya kepada Allah
swt.," jawab Iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang alim yang wara' (menjaga diri
dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang yang senantiasa melanggengkan
kesucian dari tiga kotoran (hadats
besar, kecil dan najis; pent.)," tutur iblis
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang fakir yang senantiasa bersabar,
yang tidak pernah menuturkan
kefakirannya ke pada siapa pun dan juga
tidak pernah mengeluh penderitaan yang
dialaminya." jawab iblis.
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia
bersabar?" tanya Rasulullah.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan
pernah mengeluhkan penderitaannya kepada
makhluk yang sama dengannya selama tiga
hari, maka Allah tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang
yang bersabar," jelas Iblis.
"Lalu siapa lagi, wahai lblis?" tanya Rasul.
"Orang kaya yang bersyukur," tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu
kepadamu bahwa ia bersyukur?" tanya
Rasulullah
"Bila saya melihatnya ia mengambil
kekayaannya dari apa saja yang
dihalalkan dan kemudian disalurkan pada
tempatnya," tutur iblis.
"Bagaiinana kondisimu apabila ummatku
menjalankan shalat?" tanya Rasulullah.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa
gelisah dan gemetar," jawab iblis.

"Mengapa wahai makhluk yang terkuluk?"
tanya Rasulullah.
"Sesungguhnya apabila seorang hamba
bersujud kepada Allah sekali sujud, maka
Allah akan mengangkat satu derajat
(tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka
saya terikat sampai mereka berbuka
kembali. Apabila mereka menunaikan
manasik haji, maka saya jadi gila.
Apabila membaca al-Qur'an, maka saya
akan meleleh (mencair) seperti timah
yang dipanaskan dengan api. Apabila
bersedekah maka seakan-akan orang yang
bersedekah tersebut mengambil kapak lalu
memotong saya menjadi dua," jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah
(julukan iblis)?" tanya Rasulullah.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara
yang perlu diperhatikan: Dengan sedekah
itu, Allah akan menurunkan keberkahan
dalam hartanya, menjadikan ia disenangi
di kalangan makhluk Nya, dengan sedekah
itu pula Allah akan menjadikan suatu
penghalang antara neraka dengannya dan
akan menghindarkan segala bencana dan
penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatnu tentang Abu
Bakar?" tanya Rasulullah.
"Ia sewaktu jahillyyah saja tidak pernah
taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam," tutur iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?"
tanya Rasulullah.
"Demi Allah, setiap kali saya bertemu
dengannya, mesti akan lari darinya,"
jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah.
"Saya merasa malu terhadap orang yang
para malaikat saja malu kepadanya,"
jawab iblis.

"lalu bagaimana dengan Ali bin Abi
Thalib?" tanya Rasulullah.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan
tidak pernah bertemu dengannya, ia
meninggalkanku dan saya pun
meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak
pernah melakukan hal itu sama sekali,"
tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah Yang telah
menjadikan ummatku bahagia dan
mencelakakanmu sampai pada waktu yang
ditentukan," tutur Rasulullah.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu
bisa bahagia sementara saya senantiasa
hidup dan tidak akan mati sampai pada
waktu yang telah ditentukan. Lalu
bagaimana engkau bisa bahagia terhadap
ummatmu, sementara saya bisa masuk
kepada mereka melalui aliran darah dan
daging, sedangkan mereka tidak bisa
melihatku. Demi Tuhan Yang telah
menciptakanku dan telah menunda
kematianku sampai pada hari mereka
dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh
saya akan menyesatkan mereka seluruhnya,
baik yang bodoh maupun yang alim, yang
awam maupun yang bisa membaca al Qur'an,
yang nakal maupun yang rajin beribadah,
kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas
(sangat-sangat ikhlas)," tutur iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah
yang mukhlas itu?" tanya Rasulullah.

Iblis menjawab dengan panjang lebar,
"Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa orang yang masih suka
dirham dan dinar (harta) adalah belum
bisa murni karena Allah swt. Apabila
saya melihat seseorang sudah tidak
menyukai dirham dan dinar, serta tidak
suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia
adalah orang yang mukhlis karena Allah,
lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya
seorang hamba selagi masih suka harta
dan pujian, sedangkan hatinya selalu
bergantung pada kesenangan-kesenangan
duniawi, maka ia akan lebih taat
kepadaku daripada orang-orang yang telah
saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang
paling besar? Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan
adalah termasuk dosa yang paling besar?
Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki
tujuhpuluh ribu anak, sedangkan setiap
anak dari jumlah tersebut memiliki
tujuhpuluh ribu setan. Di antara mereka
ada yang sudah saya tugaskan untuk
menggoda ulama, ada yang saya tugaskan
untuk menggoda para pemuda, ada yang
saya tugaskan menggoda orang-orang yang
sudah tua. Anak-anak muda bagi kami
tidak ada masalah, sedangkan anak-anak
kecil lebih mudah kami permainkan
sekehendak saya.

Di antara mereka juga ada yang saya
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang
tekun beribadah, dan ada juga yang saya
tugaskan untuk menggoda orang-orang
zuhud. Mereka keluar masuk dari kondisi
ke kondisi lain, dari satu pintu ke
pintu lain, sehingga mereka berhasil
dengan menggunakan cara apa pun. Saya
ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam
hatinya, sehingga mereka beribadah
kepada Allah dengan tidak ikhlas,
sementara mereka tidak merasakan hal
itu. Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib
(pendeta) yang berbuat ikhlas karena
Allah selama tujuhpuluh tahun, sehingga
dengan doanya ia sanggup menyelamatkan
orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya
tidak berhenti menggodanya sehingga ia
sempat berbuat zina dengan seorang
perempuan, membunuh orang dan mati dalam
kondisi kafir? Inilah yang disebutkan
oleh Allah dalam Kitab Nya dengan
firman-Nya:
"(Bujukan orang-orang munafik itu
adalah) seperti (bujukan) setan ketika
dia berkata kepada manusia: Kafirlah
kamu maka tatkala manusia itu telah
kafir ia berkata, 'Sesungguhnya aku cuci
tangan darimu, karena sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."
(Q.s. al Hasyr: 16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa kebohongan itu dari saya, saya
adalah orang yang berbohong pertama
kali. Orang yang berbohong adalah
temanku. Barangsiapa bersumpah atas Nama
Allah dengan berbohong maka ia adalah
kekasihku. Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad, bahwa saya pernah
bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan
atas Nama Allah, 'Bahwa saya akan
memberi nasihat kepada kalian berdua.'
Maka sumpah bohong itu menyenangkan
hatiku. Sedangkan menggunjing dan
mengadu domba adalah buah santapan dan
kesukaanku. Kesaksian dusta adalah
penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan
istrinya (talak) maka hampir tidak akan
bisa selamat, sekalipun hanya sekali.
Andaikan itu benar, yang karenanya orang
membiasakan lidahnya mengucapkan
kata-kata tersebut, istrinya akan
menjadi haram. Kemudian dari pasangan
tersebut menghasilkan keturunan sampai
hari Kiamat nanti yang semuanya hasil
dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya
masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara
ummatmu ada orang yang menunda-nunda
shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia
hendak menjalankan shalat maka saya
selalu berada padanya dan mengganggu
sembari berkata kepadanya, 'Masih ada
waktu, teruskan engkau sibuk dengan
urusan dan pekerjaan yang engkau
lakukan.' Sehingga ia menunda shalatnya,
dan kemudian shalat di luar waktunya.
Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan
di luar waktunya itu ia akan dipukul di
kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka
saya mengirim kepadanya salah seorang
dari setan-setan manusia yang akan
menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha
itu saya masih kalah, maka saya
tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika dalam shalatnya saya berkata
kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke
kiri.' Akhirnya ia melihat. Maka pada
saat itu wajahnya saya usap dengan
tangan saya, kemudian saya menghadap di
depan matanya sembari berkata, 'Engkau
telah melakukan apa yang tidak akan
menjadi baik selamanya.'

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang
yang banyak menoleh dalam shalatnya,
Allah akan memukul kepalanya dengan
shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia
sanggup mengalahkan saya, sementara ia
shalat sendirian, maka saya perintah
untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan
shalat seperti ayam yang mencocok
benih-benih untuk dimakan dan segera
meninggalkannya. Kalau ia sanggup
mengalahkan saya, dan shalat berjamaah,
maka saya kalungkan rantai di lehernya.
Ketika ia sedang ruku' saya tarik
kepalanya ke atas sebelum imam bangun
dari ruku' dan saya turunkan sebelum
imam turun.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang
yang melakukan shalat seperti itu, maka
batal shalatnya, dan di hari Kiamat
nanti Allah akan menyalin kepalanya
dengan kepala keledai. Kalau dengan cara
tersebut saya masih kalah, maka saya
perintahkan meremas-remas jari-jemarinya
sehingga bersuara, sedangkan ia sedang
shalat, karenanya ia termasuk
orang-orang yang bertasbih kepadaku
padahal ia sedang shalat. Kalau dengan
cara tersebut masih juga tidak mempan,
maka saya tiup hidungnya sehingga ia
menguap, sementara ia sedang shalat.
Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan
tangannya maka setan masuk ke dalam
perutnya, sehingga ia semakin rakus
dengan dunia dan berbagai perangkapnya.
Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai
Muhammad, sementara saya memerintah
orang-orang miskin untuk meninggalkan
shalat, dan saya berkata kepadanya,
'Shalat bukanlah kewajiban kalian,
shalat hanya kewajiban orang-orang yang
diberi nikmat oleh Allah.' Saya pun
berkata kepada orang yang sakit,
'Tinggalkan shalat, karena shalat
bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat
kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman,
, ... dan tidak apa apa bagi seorang
yang sedang sakit ...,(Q.s. an Nur:
61). Kalau engkau sudah sembuh baru
melakukan shalat.' Akhirnya ia mati
dalam kondisi kafir. Apabila ia mati
dengan meninggalkan shalat ketika sedang
sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan
dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan
berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau
memohon kepada Allah agar saya dijadikan
debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah
engkau masih juga merasa gembira
terhadap ummatmu, sementara saya bisa
memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk
keluar dari Islam?"
Kemudian Rasulullah meneruskan
pertanyaannya, "Wahai makhluk yang
terkutuk, siapa teman dudukmu?"
"Orang-orang yang suka makan riba,"
jawab iblis.
"Lalu siapa teman dekatmu?" tanya
Rasululah kembali.
"Orang yang berzina," jawabnya.
"Siapa teman tidurmu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang mabuk," jawabnya.
"Siapa tamumu?" tanya Rasulullah.
"Pencuri," jawabnya.
"Siapa utusanmu?" tanya Rasulullah.
"Tukang sihir," jawabnya.

'Apa yang menyenangkan pandangan
matamu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang bersumpah dengan talak,"
jawab iblis.
"Siapa kekasihmu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at,"
jawabnya.
"Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang
mengakibatkan punggungmu patah?" Tanya
Rasulullah.
"Suara ringkik kuda untuk berperang
membela agama Allah," jawabnya.
Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh?"
tanya Rasulullah.
"Tobatnya orang yang bertobat" jawabnya.
Apa yang membuat hatimu panas?" tanya
Rasulullah.
"Banyaknya istighfar kepada Allah, baik
di malam atau siang hari," jawabnya.

Apa yang membuatmu merasa malu dan
hina?" tanya Rasulullah.
"Sedekah secara rahasia," jawabnya
"Apa yang menjadikan matamu buta?" tanya
Rasulullah.
"Shalat di waktu sahur," jawabnya.
Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?"
tanya Rasulullah.
"Memperbanyak shalat berjamaah," tuturnya.
"Siapa orang yang paling bisa
membahagiakanmu?" tanya Rasulullah
"Orang yang sengaja meninggalkan
shalat," tuturnya.
"Siapa orang yang paling celaka menurut
engkau?" tanya Rasulullah
"Orang-orang yang kikir," jawabnya
"Apa yang menyita pekerjaanmu?" tanya
Rasulullah.
"Majelis orang-orang alim," jawabnya.
"Bagaimana cara engkau makan?" Tanya
Rasulullah
"Dengan tangan kiriku dan
jari-jemariku," jawabnya
"Di mana engkau mencari tempat berteduh
untuk anak anakmu di waktu panas?" tanya
Rasulullah
"Di bawah kuku manusia," jawab iblis
"Berapa kebutuhan yang pernah engkau
minta kepada Tuhamnu?" tanya Rasulullah.

"Sepuluh macam," jawabnya
"Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?"
tanya Rasulullah
Iblis pun menjawabnya, "Saya memintaNya
agar saya bisa berserikat dengan
anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan
anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan
mengizinkanku berserikat dalam kelompok
mereka. Itulah maksud firman Allah:
"Dan berserikatlah dengan mereka pada
harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan
oleh setan kepada mereka melainkan
tipuan belaka." (Q.s. al Isra': 64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan
zakatnya, maka saya ikut memakannya.
Saya juga ikut makan makanan yang
bercampur riba dan haram serta segala
harta yang tidak dimohonkan perlindungan
kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon
perlindungan kepada Allah dari setan
ketika bersetubuh dengan istrinya, maka
setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya
melahirkan anak yang mendengar dan taat
kepadaku. Begitu pula orang yang naik
kendaraan dengan maksud mencari
penghasilan yang tidak dihalalkan, maka
saya adalah temannya. Itulah maksud
firman Allah:
Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukanmu yang berjalan
kaki." (Q.s. al Isra': 64).

Saya memohon kepada Nya agar saya punya
rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid,
akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya
memohon agar saya punya al-Qur'an, maka
syair adalah al-Qur'anku. Saya memohon
agar saya punya adzan, maka terompet
adalah panggilan adzanku. Saya memohon
kepadaNya agar saya punya tempat tidur,
maka orang-orang mabuk adalah tempat
tidurku. Saya memohon agar saya memiliki
teman-teman yang menolongku, maka
kelompok al-Qadariyyah menjadi
teman-teman yang membantuku. Dan saya
memohon agar saya mendapatkan
teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta kekayaannya untuk
kemaksiatan adalah teman dekatku. Ia
kemudian membaca firman Allah,
Sesungguhnya pemboros pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan
itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. (Q.s. al Isra': 27)."

Rasulullah saw. berkata kepadanya,
"Andaikan tidak setiap apa yang engkau
ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari
Kitab Allah tentu aku tidak akan
membenarkanmu."
Lalu iblis berkata lagi, "Wahai
Muhammad, saya memohon kepada Allah agar
saya bisa melihat anak-cucu Adam,
sementara mereka tidak bisa melihatku.
Kemudian Allah menjadikan aku bisa
mengalir melalui peredaran darah mereka.
Diriku bisa berjalan ke mana pun sesuai
kemauan diriku dan dengan cara bagaimana
pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun
bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku,
'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau
minta.' Akhirnya saya merasa senang dan
bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya
orang yang mengikutiku lebih banyak
daripada orang yang mengikutimu.
Sebagian besar anak-cucu Adam akan
mengikutiku sampai hari Kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama
Atamah. Ia akan kencing di telinga
seorang hamba ketika ia tidur
meninggalkan shalat Atamah (Isya').
Andalkan tidak karenanya tentu manusia
tidak akan tidur lebih dahulu sebelum
menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama
Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba
melakukan ketaatan (ibadah) dengan
rahasia dan ingin menutupinya, maka anak
saya tersebut senantiasa membatalkannya
dan dipamerkan di tengah-tengah manusia,
sehingga semua manusia tahu. Akhirnya
Allah membatalkan sembilan puluh
sembilan dari seratus pahalanya.
Sehingga yang tersisa hanya satu pahala.
Sebab setiap ketaatan yang dilakukan
secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama
Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi
celak mata semua orang yang sedang
berada di majelis pengajian dan ketika
khathib sedang berkhuthbah. Sehingga
mereka terkantuk dan akhirnya tidur,
tidak bisa mendengarkan apa yang
dibicarakan para ulama. Mereka yang
tertidur tidak akan ditulis pahala
sedikit pun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar mesti
ada setan yang duduk di pinggulnya, ada
pula yang duduk di daging yang
mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan
menghiasi kepada orang-orang yang
melihatnya. Kedua setan itu kemudian
berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu.'
Akhirnya ia mengeluarkan tangannya,
kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan
nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak
bisa menyesatkan sedikit pun. Akan
tetapi saya hanya akan mengganggu dan
menghiasi. Andaikan saya memiliki hak
dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu
saya tidak membiarkan segelintir manusia
pun di muka bumi ini yang masih sempat
mengucapkan dua kalimat syahadat, 'Tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah Utusan-Nya.' Tidak akan ada lagi
orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak
berhak untuk memberikan hidayah sedikit
pun kepada siapa saja. Akan tetapi
engkau adalah seorang utusan dan
penyampai amanat dari Tuhan. Andaikan
engkau memiliki hak dan kemampuan untuk
memberi hidayah, tentu engkau tidak akan
membiarkan segelintir orang kafir pun di
muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai
argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap
makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah
menjadi sebab celakanya orang yang
sebelumnya sudah dicap oleh Allah
menjadi orang celaka. Orang yang bahagia
dan beruntung adalah orang yang
dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam
perut ibunya, sedangkan orang yang
celaka adalah orang yang dijadikan
celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya."
Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah:
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia ummat Yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat. Kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh Tuhanmu." (Q.s. Hud:
118 9).

Kemudian beliau melanjutkan dengan
firman Allah yang lain:
"Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku." (Q.s. al
Ahzab: 38).
Lantas Rasulullah saw. berkata lagi
kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis),
apakah engkau masih mungkin bertobat dan
kembali kepada Allah, sementara saya
akan menjaminmu masuk surga.
Ia menjawab, "Wahai Rasulullah,
ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun
telah kering dengan apa yang terjadi
seperti ini hingga hari kiamat nanti.
Maka Mahasuci Tuhan Yang telah
menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan
khatib para penduduk surga. Dia telah
memilih dan mengkhususkan dirimu.
Sementara Dia telah menjadikan saya
sebagai tuan orang-orang celaka dan
khatib para penduduk neraka. Saya adalah
makhluk yang celaka lagi terusir. Ini
adalah akhir dari apa yang saya
beritahukan kepadamu, dan saya
mengatakan sejujurnya."
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam, awal dan akhir, dhahir dan bathin.
Dan semoga shalawat dan salam sejahtera
tetap diberikan kepada seorang Nabi yang
Ummi dan kepada para keluarga dan
sehabatnya serta para Utusan dan para Nabi


Segala puji hanya milik Tuhan semesta
alam. Shalawat dan salam sejahtera
semoga senantiasa dilimpahkan kepada
seorang Nabi yang Ummi, Muhammad saw.,
dan kepada keluarganya yang bersih serta
seluruh sahabatnya yang mulia.

Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a.,
dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah: Kami
bersama Rasulullah saw. di rumah salah
seorang sahabat Anshar, dimana saat itu
kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada
suara orang memanggil dari luar, "Wahai
para penghuni rumah, apakah kalian
mengizinkanku masuk, sementara kalian
butuh kepadaku."
Rasulullah bertanya kepada para jamaah,
Apakah kalian tahu, siapa yang
memanggil dari luar itu?"

Mereka menjawab, "Tentu Allah dan Rasul
Nya lebih tahu."
Lalu Rasulullah saw. menjelaskan, "Ini
adalah iblis yang terkutuk semoga Allah
senantiasa melaknatnya."
Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada
Rasulullah sembari berkata, "Ya
Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku
untuk membunuhnya?"
Beliau menjawab, "Bersabarlah wahai
Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia
termasuk makhluk yang tertunda
kematiannya sampai batas waktu yang
telah diketahui (hari Kiamat)? Akan
tetapi sekarang silakan kalian
membukakan pintu untuknya. Sebab ia
diperintah untuk datang ke sini, maka
pahamilah apa yang ia ucapkan dan
dengarkan apa yang bakal ia ceritakan
kepada kalian."

Ibnu Abbas berkata: Kemudian dibukakan
pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah
kami. Ternyata ia berupa orang yang
sudah tua bangka dan buta sebelah mata.
Ia berjenggot sebanyak tujuh helai
rambut yang panjangnya seperti rambut
kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke
atas (tidak ke samping). Sedangkan
kepalanya seperti kepala gajah yang
sangat besar, gigi taringnya memanjang
keluar seperti taring babi. Sementara
kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia
datang sambil memberi salam.
'Assalamu'alaika ya Muhammad,
Assalamu'alaikum ya Jamaa'atal
mus1imin," kata iblis.

Nabi menjawab, "Assalamu lillah ya
la'iin (Keselamatan hanya milik AlIah
wahai makhluk yang terkutuk). Saya
mendengar engkau punya keperluan kepada
kami. Apa keperluanmu tersebut wahai Iblis?"
"Wahai Muhammad, saya datang ke sini
bukan karena kemauanku sendiri, tapi
saya datang ke sini karena terpaksa,"
tutur iblis.
Apa yang membuatmu terpaksa harus
datang ke sini wahai makhluk terkutuk?"
tanya Rasulullah.

Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku
seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan
Yang Mahaagung, dimana utusan itu
berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah
swt. memerintahmu untuk datang kepada
Muhammad saw. sementara engkau adalah
makhluk yang rendah dan hina. Engkau
harus memberi tahu kepadanya, bagaimana
engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu
Adam, bagaimana engkau membujuk dan
merayu mereka. Lalu engkau harus
menjawab segala apa yang ditanyakan
Muhammad dengan jujur. Maka demi
Kebesaran dan Keagungan Allah, jika
engkau menjawabnya dengan bohong,
sekalipun hanya sekali, sungguh engkau
akan Allah jadikan debu yang bakal
dihempaskan oleh angin kencang, dan
musuh-musuhmu akan merasa senang.' Wahai
Muhammad, maka sekarang saya datang
kepadamu sebagaimana yang diperintahkan
kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang
engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak
menjawabnya dengan jujur, maka
musuh-musuhku akan merasa senang atas
musibah yang bakal saya terima.
Sementara tidak ada beban yang lebih
berat bagiku daripada bersenangnya
musuh-musuhku atas musibah yang menimpa
diriku."

Rasulullah mulai melemparkan pertanyaan
kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab
dengan jujur, maka coba ceritakan
kepadaku, siapa orang yang paling engkau
benci?"
Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau,
wahai Muhammad, adalah orang yang paling
aku benci dan kemudian orang-orang yang
mengikuti agamamu."
"Lalu siapa lagi yang paling engkau
benci?" tanya Rasulullah.
"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia
mencurahkan dirinva hanya kepada Allah
swt.," jawab Iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang alim yang wara' (menjaga diri
dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang yang senantiasa melanggengkan
kesucian dari tiga kotoran (hadats
besar, kecil dan najis; pent.)," tutur iblis
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah
"Orang fakir yang senantiasa bersabar,
yang tidak pernah menuturkan
kefakirannya ke pada siapa pun dan juga
tidak pernah mengeluh penderitaan yang
dialaminya." jawab iblis.
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia
bersabar?" tanya Rasulullah.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan
pernah mengeluhkan penderitaannya kepada
makhluk yang sama dengannya selama tiga
hari, maka Allah tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang
yang bersabar," jelas Iblis.
"Lalu siapa lagi, wahai lblis?" tanya Rasul.
"Orang kaya yang bersyukur," tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu
kepadamu bahwa ia bersyukur?" tanya
Rasulullah
"Bila saya melihatnya ia mengambil
kekayaannya dari apa saja yang
dihalalkan dan kemudian disalurkan pada
tempatnya," tutur iblis.
"Bagaiinana kondisimu apabila ummatku
menjalankan shalat?" tanya Rasulullah.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa
gelisah dan gemetar," jawab iblis.

"Mengapa wahai makhluk yang terkuluk?"
tanya Rasulullah.
"Sesungguhnya apabila seorang hamba
bersujud kepada Allah sekali sujud, maka
Allah akan mengangkat satu derajat
(tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka
saya terikat sampai mereka berbuka
kembali. Apabila mereka menunaikan
manasik haji, maka saya jadi gila.
Apabila membaca al-Qur'an, maka saya
akan meleleh (mencair) seperti timah
yang dipanaskan dengan api. Apabila
bersedekah maka seakan-akan orang yang
bersedekah tersebut mengambil kapak lalu
memotong saya menjadi dua," jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah
(julukan iblis)?" tanya Rasulullah.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara
yang perlu diperhatikan: Dengan sedekah
itu, Allah akan menurunkan keberkahan
dalam hartanya, menjadikan ia disenangi
di kalangan makhluk Nya, dengan sedekah
itu pula Allah akan menjadikan suatu
penghalang antara neraka dengannya dan
akan menghindarkan segala bencana dan
penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatnu tentang Abu
Bakar?" tanya Rasulullah.
"Ia sewaktu jahillyyah saja tidak pernah
taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam," tutur iblis.

"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?"
tanya Rasulullah.
"Demi Allah, setiap kali saya bertemu
dengannya, mesti akan lari darinya,"
jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah.
"Saya merasa malu terhadap orang yang
para malaikat saja malu kepadanya,"
jawab iblis.

"lalu bagaimana dengan Ali bin Abi
Thalib?" tanya Rasulullah.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan
tidak pernah bertemu dengannya, ia
meninggalkanku dan saya pun
meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak
pernah melakukan hal itu sama sekali,"
tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah Yang telah
menjadikan ummatku bahagia dan
mencelakakanmu sampai pada waktu yang
ditentukan," tutur Rasulullah.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu
bisa bahagia sementara saya senantiasa
hidup dan tidak akan mati sampai pada
waktu yang telah ditentukan. Lalu
bagaimana engkau bisa bahagia terhadap
ummatmu, sementara saya bisa masuk
kepada mereka melalui aliran darah dan
daging, sedangkan mereka tidak bisa
melihatku. Demi Tuhan Yang telah
menciptakanku dan telah menunda
kematianku sampai pada hari mereka
dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh
saya akan menyesatkan mereka seluruhnya,
baik yang bodoh maupun yang alim, yang
awam maupun yang bisa membaca al Qur'an,
yang nakal maupun yang rajin beribadah,
kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas
(sangat-sangat ikhlas)," tutur iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah
yang mukhlas itu?" tanya Rasulullah.

Iblis menjawab dengan panjang lebar,
"Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa orang yang masih suka
dirham dan dinar (harta) adalah belum
bisa murni karena Allah swt. Apabila
saya melihat seseorang sudah tidak
menyukai dirham dan dinar, serta tidak
suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia
adalah orang yang mukhlis karena Allah,
lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya
seorang hamba selagi masih suka harta
dan pujian, sedangkan hatinya selalu
bergantung pada kesenangan-kesenangan
duniawi, maka ia akan lebih taat
kepadaku daripada orang-orang yang telah
saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang
paling besar? Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan
adalah termasuk dosa yang paling besar?
Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki
tujuhpuluh ribu anak, sedangkan setiap
anak dari jumlah tersebut memiliki
tujuhpuluh ribu setan. Di antara mereka
ada yang sudah saya tugaskan untuk
menggoda ulama, ada yang saya tugaskan
untuk menggoda para pemuda, ada yang
saya tugaskan menggoda orang-orang yang
sudah tua. Anak-anak muda bagi kami
tidak ada masalah, sedangkan anak-anak
kecil lebih mudah kami permainkan
sekehendak saya.

Di antara mereka juga ada yang saya
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang
tekun beribadah, dan ada juga yang saya
tugaskan untuk menggoda orang-orang
zuhud. Mereka keluar masuk dari kondisi
ke kondisi lain, dari satu pintu ke
pintu lain, sehingga mereka berhasil
dengan menggunakan cara apa pun. Saya
ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam
hatinya, sehingga mereka beribadah
kepada Allah dengan tidak ikhlas,
sementara mereka tidak merasakan hal
itu. Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib
(pendeta) yang berbuat ikhlas karena
Allah selama tujuhpuluh tahun, sehingga
dengan doanya ia sanggup menyelamatkan
orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya
tidak berhenti menggodanya sehingga ia
sempat berbuat zina dengan seorang
perempuan, membunuh orang dan mati dalam
kondisi kafir? Inilah yang disebutkan
oleh Allah dalam Kitab Nya dengan
firman-Nya:
"(Bujukan orang-orang munafik itu
adalah) seperti (bujukan) setan ketika
dia berkata kepada manusia: Kafirlah
kamu maka tatkala manusia itu telah
kafir ia berkata, 'Sesungguhnya aku cuci
tangan darimu, karena sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."
(Q.s. al Hasyr: 16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa kebohongan itu dari saya, saya
adalah orang yang berbohong pertama
kali. Orang yang berbohong adalah
temanku. Barangsiapa bersumpah atas Nama
Allah dengan berbohong maka ia adalah
kekasihku. Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad, bahwa saya pernah
bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan
atas Nama Allah, 'Bahwa saya akan
memberi nasihat kepada kalian berdua.'
Maka sumpah bohong itu menyenangkan
hatiku. Sedangkan menggunjing dan
mengadu domba adalah buah santapan dan
kesukaanku. Kesaksian dusta adalah
penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan
istrinya (talak) maka hampir tidak akan
bisa selamat, sekalipun hanya sekali.
Andaikan itu benar, yang karenanya orang
membiasakan lidahnya mengucapkan
kata-kata tersebut, istrinya akan
menjadi haram. Kemudian dari pasangan
tersebut menghasilkan keturunan sampai
hari Kiamat nanti yang semuanya hasil
dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya
masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara
ummatmu ada orang yang menunda-nunda
shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia
hendak menjalankan shalat maka saya
selalu berada padanya dan mengganggu
sembari berkata kepadanya, 'Masih ada
waktu, teruskan engkau sibuk dengan
urusan dan pekerjaan yang engkau
lakukan.' Sehingga ia menunda shalatnya,
dan kemudian shalat di luar waktunya.
Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan
di luar waktunya itu ia akan dipukul di
kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka
saya mengirim kepadanya salah seorang
dari setan-setan manusia yang akan
menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha
itu saya masih kalah, maka saya
tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika dalam shalatnya saya berkata
kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke
kiri.' Akhirnya ia melihat. Maka pada
saat itu wajahnya saya usap dengan
tangan saya, kemudian saya menghadap di
depan matanya sembari berkata, 'Engkau
telah melakukan apa yang tidak akan
menjadi baik selamanya.'

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang
yang banyak menoleh dalam shalatnya,
Allah akan memukul kepalanya dengan
shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia
sanggup mengalahkan saya, sementara ia
shalat sendirian, maka saya perintah
untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan
shalat seperti ayam yang mencocok
benih-benih untuk dimakan dan segera
meninggalkannya. Kalau ia sanggup
mengalahkan saya, dan shalat berjamaah,
maka saya kalungkan rantai di lehernya.
Ketika ia sedang ruku' saya tarik
kepalanya ke atas sebelum imam bangun
dari ruku' dan saya turunkan sebelum
imam turun.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang
yang melakukan shalat seperti itu, maka
batal shalatnya, dan di hari Kiamat
nanti Allah akan menyalin kepalanya
dengan kepala keledai. Kalau dengan cara
tersebut saya masih kalah, maka saya
perintahkan meremas-remas jari-jemarinya
sehingga bersuara, sedangkan ia sedang
shalat, karenanya ia termasuk
orang-orang yang bertasbih kepadaku
padahal ia sedang shalat. Kalau dengan
cara tersebut masih juga tidak mempan,
maka saya tiup hidungnya sehingga ia
menguap, sementara ia sedang shalat.
Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan
tangannya maka setan masuk ke dalam
perutnya, sehingga ia semakin rakus
dengan dunia dan berbagai perangkapnya.
Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai
Muhammad, sementara saya memerintah
orang-orang miskin untuk meninggalkan
shalat, dan saya berkata kepadanya,
'Shalat bukanlah kewajiban kalian,
shalat hanya kewajiban orang-orang yang
diberi nikmat oleh Allah.' Saya pun
berkata kepada orang yang sakit,
'Tinggalkan shalat, karena shalat
bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat
kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman,
, ... dan tidak apa apa bagi seorang
yang sedang sakit ...,(Q.s. an Nur:
61). Kalau engkau sudah sembuh baru
melakukan shalat.' Akhirnya ia mati
dalam kondisi kafir. Apabila ia mati
dengan meninggalkan shalat ketika sedang
sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan
dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan
berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau
memohon kepada Allah agar saya dijadikan
debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah
engkau masih juga merasa gembira
terhadap ummatmu, sementara saya bisa
memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk
keluar dari Islam?"
Kemudian Rasulullah meneruskan
pertanyaannya, "Wahai makhluk yang
terkutuk, siapa teman dudukmu?"
"Orang-orang yang suka makan riba,"
jawab iblis.
"Lalu siapa teman dekatmu?" tanya
Rasululah kembali.
"Orang yang berzina," jawabnya.
"Siapa teman tidurmu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang mabuk," jawabnya.
"Siapa tamumu?" tanya Rasulullah.
"Pencuri," jawabnya.
"Siapa utusanmu?" tanya Rasulullah.
"Tukang sihir," jawabnya.

'Apa yang menyenangkan pandangan
matamu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang bersumpah dengan talak,"
jawab iblis.
"Siapa kekasihmu?" tanya Rasulullah.
"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at,"
jawabnya.
"Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang
mengakibatkan punggungmu patah?" Tanya
Rasulullah.
"Suara ringkik kuda untuk berperang
membela agama Allah," jawabnya.
Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh?"
tanya Rasulullah.
"Tobatnya orang yang bertobat" jawabnya.
Apa yang membuat hatimu panas?" tanya
Rasulullah.
"Banyaknya istighfar kepada Allah, baik
di malam atau siang hari," jawabnya.

Apa yang membuatmu merasa malu dan
hina?" tanya Rasulullah.
"Sedekah secara rahasia," jawabnya
"Apa yang menjadikan matamu buta?" tanya
Rasulullah.
"Shalat di waktu sahur," jawabnya.
Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?"
tanya Rasulullah.
"Memperbanyak shalat berjamaah," tuturnya.
"Siapa orang yang paling bisa
membahagiakanmu?" tanya Rasulullah
"Orang yang sengaja meninggalkan
shalat," tuturnya.
"Siapa orang yang paling celaka menurut
engkau?" tanya Rasulullah
"Orang-orang yang kikir," jawabnya
"Apa yang menyita pekerjaanmu?" tanya
Rasulullah.
"Majelis orang-orang alim," jawabnya.
"Bagaimana cara engkau makan?" Tanya
Rasulullah
"Dengan tangan kiriku dan
jari-jemariku," jawabnya
"Di mana engkau mencari tempat berteduh
untuk anak anakmu di waktu panas?" tanya
Rasulullah
"Di bawah kuku manusia," jawab iblis
"Berapa kebutuhan yang pernah engkau
minta kepada Tuhamnu?" tanya Rasulullah.

"Sepuluh macam," jawabnya
"Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?"
tanya Rasulullah
Iblis pun menjawabnya, "Saya memintaNya
agar saya bisa berserikat dengan
anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan
anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan
mengizinkanku berserikat dalam kelompok
mereka. Itulah maksud firman Allah:
"Dan berserikatlah dengan mereka pada
harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan
oleh setan kepada mereka melainkan
tipuan belaka." (Q.s. al Isra': 64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan
zakatnya, maka saya ikut memakannya.
Saya juga ikut makan makanan yang
bercampur riba dan haram serta segala
harta yang tidak dimohonkan perlindungan
kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon
perlindungan kepada Allah dari setan
ketika bersetubuh dengan istrinya, maka
setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya
melahirkan anak yang mendengar dan taat
kepadaku. Begitu pula orang yang naik
kendaraan dengan maksud mencari
penghasilan yang tidak dihalalkan, maka
saya adalah temannya. Itulah maksud
firman Allah:
Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukanmu yang berjalan
kaki." (Q.s. al Isra': 64).

Saya memohon kepada Nya agar saya punya
rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid,
akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya
memohon agar saya punya al-Qur'an, maka
syair adalah al-Qur'anku. Saya memohon
agar saya punya adzan, maka terompet
adalah panggilan adzanku. Saya memohon
kepadaNya agar saya punya tempat tidur,
maka orang-orang mabuk adalah tempat
tidurku. Saya memohon agar saya memiliki
teman-teman yang menolongku, maka
kelompok al-Qadariyyah menjadi
teman-teman yang membantuku. Dan saya
memohon agar saya mendapatkan
teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta kekayaannya untuk
kemaksiatan adalah teman dekatku. Ia
kemudian membaca firman Allah,
Sesungguhnya pemboros pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan
itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. (Q.s. al Isra': 27)."

Rasulullah saw. berkata kepadanya,
"Andaikan tidak setiap apa yang engkau
ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari
Kitab Allah tentu aku tidak akan
membenarkanmu."
Lalu iblis berkata lagi, "Wahai
Muhammad, saya memohon kepada Allah agar
saya bisa melihat anak-cucu Adam,
sementara mereka tidak bisa melihatku.
Kemudian Allah menjadikan aku bisa
mengalir melalui peredaran darah mereka.
Diriku bisa berjalan ke mana pun sesuai
kemauan diriku dan dengan cara bagaimana
pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun
bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku,
'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau
minta.' Akhirnya saya merasa senang dan
bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya
orang yang mengikutiku lebih banyak
daripada orang yang mengikutimu.
Sebagian besar anak-cucu Adam akan
mengikutiku sampai hari Kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama
Atamah. Ia akan kencing di telinga
seorang hamba ketika ia tidur
meninggalkan shalat Atamah (Isya').
Andalkan tidak karenanya tentu manusia
tidak akan tidur lebih dahulu sebelum
menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama
Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba
melakukan ketaatan (ibadah) dengan
rahasia dan ingin menutupinya, maka anak
saya tersebut senantiasa membatalkannya
dan dipamerkan di tengah-tengah manusia,
sehingga semua manusia tahu. Akhirnya
Allah membatalkan sembilan puluh
sembilan dari seratus pahalanya.
Sehingga yang tersisa hanya satu pahala.
Sebab setiap ketaatan yang dilakukan
secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama
Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi
celak mata semua orang yang sedang
berada di majelis pengajian dan ketika
khathib sedang berkhuthbah. Sehingga
mereka terkantuk dan akhirnya tidur,
tidak bisa mendengarkan apa yang
dibicarakan para ulama. Mereka yang
tertidur tidak akan ditulis pahala
sedikit pun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar mesti
ada setan yang duduk di pinggulnya, ada
pula yang duduk di daging yang
mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan
menghiasi kepada orang-orang yang
melihatnya. Kedua setan itu kemudian
berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu.'
Akhirnya ia mengeluarkan tangannya,
kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan
nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak
bisa menyesatkan sedikit pun. Akan
tetapi saya hanya akan mengganggu dan
menghiasi. Andaikan saya memiliki hak
dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu
saya tidak membiarkan segelintir manusia
pun di muka bumi ini yang masih sempat
mengucapkan dua kalimat syahadat, 'Tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah Utusan-Nya.' Tidak akan ada lagi
orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak
berhak untuk memberikan hidayah sedikit
pun kepada siapa saja. Akan tetapi
engkau adalah seorang utusan dan
penyampai amanat dari Tuhan. Andaikan
engkau memiliki hak dan kemampuan untuk
memberi hidayah, tentu engkau tidak akan
membiarkan segelintir orang kafir pun di
muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai
argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap
makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah
menjadi sebab celakanya orang yang
sebelumnya sudah dicap oleh Allah
menjadi orang celaka. Orang yang bahagia
dan beruntung adalah orang yang
dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam
perut ibunya, sedangkan orang yang
celaka adalah orang yang dijadikan
celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya."
Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah:
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia ummat Yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat. Kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh Tuhanmu." (Q.s. Hud:
118 9).

Kemudian beliau melanjutkan dengan
firman Allah yang lain:
"Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku." (Q.s. al
Ahzab: 38).
Lantas Rasulullah saw. berkata lagi
kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis),
apakah engkau masih mungkin bertobat dan
kembali kepada Allah, sementara saya
akan menjaminmu masuk surga.
Ia menjawab, "Wahai Rasulullah,
ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun
telah kering dengan apa yang terjadi
seperti ini hingga hari kiamat nanti.
Maka Mahasuci Tuhan Yang telah
menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan
khatib para penduduk surga. Dia telah
memilih dan mengkhususkan dirimu.
Sementara Dia telah menjadikan saya
sebagai tuan orang-orang celaka dan
khatib para penduduk neraka. Saya adalah
makhluk yang celaka lagi terusir. Ini
adalah akhir dari apa yang saya
beritahukan kepadamu, dan saya
mengatakan sejujurnya."
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam, awal dan akhir, dhahir dan bathin.
Dan semoga shalawat dan salam sejahtera
tetap diberikan kepada seorang Nabi yang
Ummi dan kepada para keluarga dan
sehabatnya serta para Utusan dan para Nabi

No comments: